Rabu, 06 Juli 2011

Titik Aman

Dimanakah letak "titik aman" penghasilan sesorang? Karir melejitkah? gaji tinggikah? Gaya hidup mapan yang ditampilkan kah? jawabannya sudah pasti belum. tentu saja kepuasannya bukan hanya itu. Saya yakin, kita sama2 sepakat bahwa kepuasan seseorang adalah hidup yang berkelimpahan dengan waktu (banyak waktu luang) dan bisa berbagi dengan sesama. Dengan waktu luang kita bisa menikmati kebersamaa dengan keluarga, teman dan sahabat dan orang-orang yang kita cintai.

Mungkin sudah banyak cerita, seorang boss atau menejer melepas jabatannya untuk bisa hidup "bebas". Gaji dan kedudukan yang tinggi tidak menjamin seseorang puas, dan bahkan cenderung monoton. Dengan tipikal pekerjaan yang berulang (rutinitas) tidak sedikit diantara mereka yang didera kejenuhan bahkan sampai level stress. Maka salah satu solusinya adalah mencoba beberapa peluang pekerjaan yang bisa membuat dirinya santai/enjoy menjalankan, tanpa kehabisan waktu untuk tinggal dan bersenang-senang bersama keluarga.

Berbagai peluang memang tersedia, mulai dari membuka usaha sendiri hingga mengambil franchise serta menjalankan bisnis MLM. Pada akhirnya tujuan dari jiwa pengusaha ini adalah, bagaimana uang bisa "mengalir" sementara dia hanya sedikit melakukan usaha. Dan inilah apa yang dinamakan passive income.

Dalam pemahaman saya adalah bagaimana kita bisa melakukan pekerjaan diawal dengan kerja keras dengan hasil akhir yang bisa dinikmati selamanya. Apakah ini sudah mencapai titik aman? jawabannya bisa relatif. Bila penghasilan harian atau bulanan sudah mencapai Ratusan juta atau bahkan Milyaran, buat saya ini juga masih belum masuk "titik aman" .

Titik aman bisa ditempuh apabila sesorang selain bisa menjadi "pencetak" laba juga bisa mengatur aliran laba hingga membuat laba baru ditempat bisnis yang berbeda. Maka, tepat bila pepatah ; jangan letakkan "telur" dalam satu keranjang. Kesimpulannya adalah bagaimana kita bisa mencetak keranjang-keranjang baru sebagai pendapatan yang kita bisa nikmati. Bila satu keranjang "busuk" , kita masih memiliki keranjang lain. Tidak hanya itu, kita bahkan bisa membuat keranjang2 baru yang bisa lebih menghasilkan.

Di Indonesia, sejumlah perusahaan besar, misalkan Bakrie. Memiliki kejelian yang luar biasa dalam menempatkan income dalam keranjang2 yang berbeda. Tidak mengherankan, jika group bisnis ini sangat diperhitungkan. Tidak hanya dibidang property, bakrie juga merambah ke bisnis media, hingga telekomunikasi. Asetnya perbulan, mungkin mencapai Triliun rupiah.

Diakhir tulisan ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa "Titik Aman" Seseorang terjadi bila dia bisa mencetak laba dan menelurkan laba lain. Tidak hanya itu, untuk mengatur ini semua dibutuhkan jiwa leadership sehingga bisa meminimalisir resiko kerugian dan tetap "melanggengkan" penghasilan hingga ke anak-cucu. Amin

jakarta 6 juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar